RSS

Discussion Text: Vegetarian



            Vegetarianism is a lifestyle of people who eat only vegetation and don’t eat food such as meat and poultry, but still eating seafood like fish, or animal products such as egg, cheese or milk.
            Who people vegetarian is healthier, live longer, and even younger. Many believe, with more people become vegetarian safe from deadly diseases, such as coronary heart disease and stroke. Because these foods not contain ingredients, such as cholesterol. They are also protected from cancer and diabetes. Other studies also show that the fiber in fruits and vegetables is very useful for health and contain antioxidants. Fiber from vegetables also can expedite the digestive. Vegetarian diets have show the effect of lowering blood pressure in hypertensive patients and prevent the occurrence of hypertension in normal people.
            There is also a vegetarian because want to look more beautiful, want to have smooth and clean skin. Not only that, vegetarians can also reduce global warming in this earth. Livestock industry to be one of the causes of global warming on the earth and also contributes a lot of pollution, especially air pollution.
            However, of the many benefits of a vegetarian diet there are negative effects that may as memory loss that is too early. Many vegetarians who have anemia or lack of blood diseases. It may happen because of their lack of iron and vitamin B 12 from food animal. Vegetarians also lacks a functioning protein body building. That's because, children shouldn’t be a vegetarian. Because, lack of protein, especially animal protein, can inhibit their growth
            Indeed, the main menu is vegetarian vegetable and fruits. But of course it's not enough. Let's not leave any food containing animal protein, because we need supplements (food supplements) specific, to replace the lack of material needed by the body not eating animal food. Especially for materials of iron and vitamin B complex. More well reduce the amount of animal protein intake, not the left.

Perkembangan Teori Atom

a. Teori Atom Kuno
- Democritus (460 - 370 SM). Materi bersifat diskotinu. Artinya, bila materi dibelah terus-menerus, maka akan diperoleh bagian terkecil dari materi yang masih memiliki sifat materi, namun tidak dapat dibelah lagi. Jadi, materi tersusun dari partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibelah lagi, dalam bahasa Inggris = indivisible, dalam bahasa Yunani = atomos. Pemikiran ini berdasarkan Leucippus yang berkata bahwa materi tersusun dari butiran-butiran.
- Aristoteles (384 - 322 SM). Materi tidak bersifat diskontinu. Jadi, materi dapat dibelah terus-menerus sampai akhirnya tidak ada.

b. Teori Atom Dalton
- John Dalton (1766 - 1844). Beliau berpendapat bahwa:
  1. Tiap unsur terdiri dari partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi dan disebut atom.
  2. Atom suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom lain.
  3. Atom-atom penyusun suatu unsur sama dalam massa dan sifat-sifat tertentu tetapi berbeda dengan unsur lainnya.
  4. Ketika membentuk senyawa, unsur-unsur yang berbeda bergabung dengan perbandingan tertentu.
Pendapat di atas didasari oleh teori partikel cahaya dari Newton, konsep unsur dari Boyle, Hukum kekekalan massa Lavoisier dan hukum perbandingan tetap Proust.

c. Penemuan Elektron
- J.J Thomson (1856 - 1940). Dalam atom masih ada partikel yang lebih kecil lagi. Bila ke dalam tabung kaca yang berisi gas yang bertekanan rendah dialiri arus listrik bertegangan tinggi, maka terjadi pancaran sinar dari katode menuju anode yang disebut sinar katode.
Dalam tabung yang dilengkapi kincir, sinar katode dapat menggerakkan kincir. Berarti, Sinar katode adalah suatu partikel. Sinar katode membelok ke kutub positif medan listrik. Berarti sinar katode adalah partikel yang bermuatan.
Apabila gas pengisi tabung dan elektrodenya diganti, ternyata partikel sinar katode yang dihasilkan selalu sama. Hal ini membuktikan bahwa partikel sinar katode terdapat dalam semua bahan. Atau dapat dikatakan bahwa dalam semua atom unsur terdapat partikel sinar katode yang sama.
Dengan mengukur pembelokan sinar katode pada listrik dan dalam medan magnet, dapat diperoleh nilai perbandingan muatan partikel sinar katode dan massanya sebesar 1,76 x 10coulomb gram-1.
- Robert Milikan (1868 - 1953). Mengukur massa sebuah sinar katode dengan mengalirkan minyak ke dalam celah antara 2 pelat logam, maka minyak akan jatuh perlahan. Bila pelat logam diberikan tegangan listrik maka gerak tetesan minyak akan berhenti. Berdasarkan kecepatan jatuhnya minyak dan tegangan listrik untuk menghentikan gerak minyak, diperoleh nilai kelipatan 1,6 x 10-19 coulomb. Menurutnya, tetesan minyak membawa sejumlah partikel sinar katode. Berarti muatan sebuah sinar katode adalah 1,6 x 10-19 coulomb. Muatan partikel sinar katode merupakan muatan partikel listrik yang paling kecil dan diberi nama elektron.

d. Model Atom Thomson
Dari hasil eksperimen tabung sinar katode, beliau mengambil kesimpulan bahwa "atom adalah bola masif yang bermuatan positif dan di dalamnya terdapat elektron yang bertebaran secara sembarang seperti kismis dalam roti kismis"

e. Penemuan Proton
- Eugene Goldstein (1850 - 1930). Selain ada partikel elektron yang bermuatan negatif, pasti ada pula partikel yang bermuatan positif di dalam atom. Karena, atom unsur bersifat netral. Ini berdasarkan percobaan yaitu pelat katode dari lempengan logam berlubang dan diletakkan di tengah-tengah tabung. Selain ada sinar katode yang menuju anode ada juga sinar yang melewati saluran katode. Ini dinamakan sinar saluran atau sinar terusan (canal rays). Sinar saluran terbentuk dari gas pengisi tabung. Dalam medan listrik sinar saluran membelok ke kutub positif. Bila tabung diisi dengan gas hidrogen, maka dihasilkan pertikel sinar saluran yang bermuatan paling kecil, yaitu +1,6 x 10-19 coulomb dan bermassa 1,673 x 10-24 gram (hampir 2000 kali lipat massa elektron). Partikel ini disebut proton. Bila tabung diisi dengan gas helium, maka diperoleh sinar saluran yang muatannya 2 kali proton dan massanya 4 kali proton. Partikel ini disebut sinar alfa.

f. Model Atom Rutherford
- Rutherford, Hans Geiger, Ernest Marsden (1831-1937). Eksperimen penembakkan sinar α pada lempeng emas yang tipis. Eksperimen ini disebut juga penghamburan sinar α. Berikut ini adalah kesimpulan dari eksperimen tersebut:
  • Sebagian sinar α menembus lempeng logam. Hal ini terjadi apabila partikel sinar α bergerak melewati ruang kosong. 
  • Sebagian kecil sinar dibelokkan. Hal ini terjadi apabila partkel sinar α bergerak mendekati inti atom.
  • Sangat sedikit sinar dipantulkan. Hal ini terjadi apabila sinar α menabrak inti atom. 
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ato merupakan rongga kosong yang terdiri dari inti bermuatan positif yang sangat kecil tetapi sangat rapat dikelilingi oleh elektron yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi. Beliau membayangkan atom berbentuk seperti tata surya kita, yaitu:
  • Atom merupakan rongga kosong karena seagian sinar α menembus lempeng logam tanpa pembelokkan yang berarti
  • Inti merupakan benda yang kecil dan rapat karena ada sedikit partikel sinar α yang dipantulkan
  • Elekron mengelilingi inti dengan keceptan tinggi agar tidak jatuh ke inti karena dengan bergerak cepat akan ada gaya keluar yang mengatasi gaya tarik inti, sehingga tidak jatuh ke inti.
g. Model Atom Bohr

- Neils Bohr (1885 - 1963). Pengamatan spektrum berbagai unsur untuk melihat apakah elektron dapat memancarkan energi. Hasilnya, unsur hidrogen yang hanya mempunyai sebuah elektron ternyata juga mempunyai spektrum. Dari data eksperimen dan berdasarkan teori kuantum dari Max Planck, disimpulkan bahwa:
  • Atom adalah rongga kosong dan berbentuk seperti tata surya. Atom terdiri dari inti bermuatan positif yang sangat kecil dan rapat.
  • Elektron mengelilingi inti pada jarak-jarak tertentu dan disebut lintasan elektron atau tingkat energi. Dalam keadaan stasioner, elektron berada pada tingkat energi tertentu tanpa memancarkan energi.
  • Tingkat energi mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi dinyatakan dengan notasi: K, L, M, ... Q.
  • Elektron dapat berpindah lintasan dari yang terendah ke lintasan yang lebih tinggi sambil memancarkan energi atau sebaliknya dari lintasan yang lebih tinggi ke lintasan yang lebih rendah sambil memancarkan energi.

h. Penemuan Neutron
- James Chadwick (1891 - 1974). Pada tahun 1932 beliau melakukan eksperimen untuk membuktikan bahwa dalam atom masih ada partikel lain selain elektron dan proton. Ia berpendapat demikian karena massa atom unsur selalu lebih besar dari muatannya. Ia menembakkan emisi berilium ke berbagai target, antara lain adalah atom hidrogen, helium dan nitrogen. Ternyata hasil eksperimen membuktikan terjadinya radiasi dari partikel yang tidak bermuatan. Massa partikel tersebut hampir sama dengan massa proton. Partikel itu ia namakan neutron, asal kata dari bahasa latin, yang artinya netral atau tidak bermuatan.

Sejarah, Pengertian, Jenis-jenis dan Manfaat Imunisasi




    Sejarah Imunisasi di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19 yang dilaksanakan untuk pemberantasan penyakit cacar. Program Imunisasi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan telah mencapai banyak keberhasilan selama empat dekade terakhir. Pada tahun 1974, cakupan imunisasi di Indonesia baru mencapai 5% sehingga pemerintah pada tahun 1977 menyelenggarakan PPI atau Expanded Program on Immunization (EPI).  Program PPI merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional dalam rangka percepatan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada akhir tahun 1982. Cakupan imunisasi terus meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga setiap tahun minimal 3 juta anak dapat terhindar dari kematian dan sekitar 750.000 anak terhindar dari kecacatan. Keberhasilan pemerintah dalam mecapai UCI secara nasional dapat dicapai pada tahun 1990 dengan cakupan imunisasi mencapai 90%.

     Imunisasi berasal dari kata imun yang berasal dari bahasa latin, immunitas yang berarti pembebasan atau kekebalan. Imunisasi adalah salah satu upaya tindakan medis yang paling efektif dan efisien. Imunisasi merupakan teknologi yang sangat berhasil di dunia kedokteran oleh Katz (1999) dikatakan imunisasi adalah “sumbangan ilmu pengetahuan yang terbaik yang pernah diberikan para ilmuwan di dunia ini”.

    Imunisasi bisa meningkatkan imunitas tubuh dan menciptakan kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan menggunakan sejumlah kecil mikroorganisme yang dimatikan atau dilemahkan. Ada beberapa jenis imunisasi yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) kepada anak-anak:

1. Imunisasi Hepatitis B, berfungsi untuk melindungi hati. Jika anak terinfeksi virus hepatitis B, maka dalam jangka panjang ia memiliki risiko terserang penyakit liver ataupun kanker hati. Imunisasi ini harus diberikan kepada anak-anak sebanyak tiga kali. Pertama kali diberikan segera setelah si kecil lahir. Yang kedua kalinya saat ia berusia 1-2 bulan. Dan yang terakhir, saat berusia 6-18 bulan.

2. Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PVC). Imunisasi ini berfungsi melindungi anak dari risiko terkena pneumonia, infeksi dalam darah, dan meningitis. Imunisasi PCV diberikan saat anak berusia di bawah dua atau lima tahun.

3. Imunisasi DTaP, yang fungsinya melindungi anak dari difteri, tetanus, dan pertusis. Difteri merupakan infeksi pada tenggorokan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Tetanus adalah penyakit yang menyebabkan kejang yang sangat hebat pada otot. Pertusis merupakan penyakit pernapasan yang berkembang menjadi batuk rejan. Imunisasi DTaP diberikan saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18 bulan, dan 4-6 tahun.

4. Imunisasi Haemophilus Influenzae tipe B (HIB), yaitu imunisasi yang melindungi anak dari penyakit meningitis. Imunisasi diberikan melalui suntikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.

5. Imunisasi polio, bermanfaat untuk mencegah anak terinfeksi virus polio yang berakibat pada kelumpuhan permanen. Imunisasi polio biasanya diberikan pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan, dan 4-6 tahun.

6. Imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella), yang berfungsi anak dari campak, gondok, dan rubella. Imunisasi MMR diberikan melalui dua kali suntikan, yaitu saat usia 12-15 bulan dan usia 4-6 tahun.

7. Imunisasi Varicella yang memiliki fungsi melindungi anak dari cacar air. Imunisasi varicella diberikan melalui suntikan saat usia 12-15 bulan.

8. Imunisasi terhadap virus Hepatitis A. Imunisasi ini dianjurkan untuk anak usia 12-23 bulan, dan diikuti dosis keduanya 6 bulan kemudian.

9. Imunisasi Rotavirus. Imunisasi ini berfungsi mencegah diare hingga dehidrasi pada anak terutama pada bayi. Imunisasi dianjurkan diberikan pada anak usia 2-4 bulan.

     Ada beberapa penyakit infeksi yang cukup berbahaya dan bisa dicegah dengan baik oleh imunisasi ini, di antaranya : Penyakit Polio, Campak, Hepatitis A, Hepatitis B dan juga Tetanus. Memang tidak semua penyakit ini membahayakan jiwa manusia, akan tetapi jika tidak diberikan Imunisasi untuk mencegahnya maka kejadian seperti cacat tubuh sangat mungkin untuk terjadi. Nah untuk lebih jelasnya mengenai Imunisasi, berikut adalah Manfaat Imunisasi untuk Bayi dan Anak :

1. Menghindarkan Bayi dari Serangan Penyakit
Tentu saja seorang Ibu atau Ayah yang mengikutkan anaknya dalam program Imunisasi ingin agar anaknya kebal dari berbagai macam penyakit yang cukup berbahaya dan menular. Ya, dengan melakukan Imunisasi sejak dini ini akan memberikan Bayi kehidupan yang sehat hingga dirinya tumbuh menjadi dewasa dan juga aktif.


2. Memperkecil Kemungkinan Terjadinya Penyakit Menular
Hmm.. apakah mungkin ini bisa? Ya tentu saja, dengan memberikan Imunisasi pada sang Bayi, maka Anda sudah menambah jumlah manusia yang memiliki kekebalan tubuh tinggi terhadap penyakit. Sehingga apabila jumlahnya semakin banyak, kemungkinan besar sangat sedikit penyakit menular yang masih berkeliaran di luar sana. Tentunya Anda sebagai Orang Tua bisa bernafas lega karena Anda tidak perlu khawatir dengan Anak Anda yang hobi bermain di luar atau bersosial dengan yang lainnya.


3. Meningkatkan Kesehatan Nasional
Manfaat Imunisasi ini selain bisa menghindarkan para Bayi dan Anak-anak dari penyakit menular juga bisa meningkatkan taraf kesehatan nasional. Ya, semakin banyak Anak yang sudah diberikan imunisasi maka akan semakin memperkecil penyakit untuk menyebar dimanapun termasuk taraf nasional. Apabila Imunisasi ini dibudayakan oleh semua orang maka bukan tidak mungkin jika mereka pun yang belum di Imunisasi secara lengkap bisa merasa aman dari penyakit tersebut.
  
     Anak yang tidak diimunisasi  akan menyebarkan kuman-kuman tersebut ke adik, kakak dan teman lain disekitarnya sehingga dapat menimbulkan wabah yang menyebar kemana-mana menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak. Oleh karena itu, bila orangtua tidak mau anaknya diimunisasi berarti bisa membahayakan keselamatan anaknya dan anak-anak lain disekitarnya, karena mudah tertular penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan sakit berat, cacat atau kematian.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&ved=0CFUQFjAL&url=http%3A%2F%2Fciputraentrepreneurship.com%2Flain-lain%2Fkesehatan%2F19918-manfaat-imunisasi-untuk-bayi-dan-anak.html&ei=g2SeULn7KMuJrAe2z4G4AQ&usg=AFQjCNG5tln5mXnuqgH5fllJct9-OGH3rQ
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFRmFJ3MfeK_VQudNJdnIgE1Vv6fNjiRa_1rQjcW-qZfvJ1KDQHwqGsKErlv_uBPSyi32Wmys9Owpc-v_-H4ejt4RBWy7ZWhtJSFE4eAYHcmUHXwbUA3uAqGyXIGVxkhH-tdLjoauXqrw/s1600/imunisasi-polio.jpg&imgrefurl=http://dranak.blogspot.com/2012/07/sekarang-tak-perlu-ragu-imunisasi.html&h=423&w=564&sz=151&tbnid=ezcZnA70ycKknM:&tbnh=91&tbnw=121&zoom=1&usg=__dXpNTekLLm9gPQ6Jmdh62Sewl6w=&docid=E6lyJYJnfAme4M&hl=id&sa=X&ei=d2CeUP70B9CIrAeYyICoDg&ved=0CCQQ9QEwAQ&dur=1888
http://infoimunisasi.com/vaksin/sejarah-imunisasi-di-indonesia/
http://www.ibudanbalita.com/pojokcerdas/jenis-jenis-imunisasi-dan-manfaatnya
http://themenworlds.com/2012/02/01/efek-bila-anak-tidak-diimunisasi/